SEMARANG – Sudah menjadi lazim ketika ada wisuda baik SMA, perguruan tinggi dan kegiatan serupa, hadir berjajar diluar acara background – background besar dengan berbagai motif desain menyesuaikan jenis acaranya.
Salah satunya Jasa fotografi wisuda SMA Negeri 5 Semarang yang diselenggarakan di gedung Astina Hall E lantai 3 UTC jalan Kelud raya no.2 Semarang pada Sabtu pagi (10/5).
Sejak pagi tak kurang 8 team fotografer memasang gambarnya untuk menarik para siswa dan keluarga untuk mengabadikan momentum kelulusan yang. Diselenggarakan pagi ini.
Awang (68) fotografer senior yang merupakan salah satu dari orang pertama berkecimpung didunia jasa fotografi di Kota Semarang, pria asal Bandung sudah memulai usaha tersebut sejak 1985.
Awang mengetahui jadwal dari kampus, panitia atau gedung yang menyelenggarakan wisuda, sehigga bisa ikut serta menggelar jasanya diacara tersebut.
“Bisnis seperti ini saat ini sudah tidak seperti dulu, sekarang semua orang punya kamera, hp yang bisa dibawa kemana-mana” jelas Awang.
Diera digitalisasi sangat berpengaruh dengan pendapatannya, “Dulu waktu masih pakai kamera film sekitar tahun 80 – 90-an, kita masih bisa mendapat penghasilan 2 sampai 5 juta tergantung besar kecil acara yang berlangsung” terangnya
Saat ini kebanyakan sudah membawa kamera hp sendiri dan hanya menyewa gambar beserta kelengkapan wisuda yang disediakan.
“Saat ini kompetitor juga semakin banyak, di Semarang saja ada ratusan usaha seperti ini, dan ada beberapa group atau kelompok, ditambah dengan era digital yang semakin canggih, tapi usaha ini punya pasar sendiri dan tetap diminati oleh mereka yang mau mengabadikan acara sebagai kenang-kenangan” lanjut Awang.
Heru Samudera (52) orang tua dari siswa Mirza Muhammad Samudra Akmal XII.IPA.1 mengataan bahwa jasa fotografi wisuda ini dirasa masih relevan dijaman serba digital.
“Kadang kita juga suka yang klasik, memiliki kenangan seperti kita dulu, dan harapannya anak kita juga punya kenangan yang sama seperti kita” tambah Heru.
“Walau jaman sudah digital, Kita tetap mengikuti perubahan peradaban, tapi hal ini juga perlu sebagai kenangan, dan biayanya masih sangat terjangkau dan menjadi kenangan tersendiri, dan saya rasa profesi ini tidak akan tergerus dengan modernisasi jaman” pungkasnya. (Oman)