Marak Lansia Telantar di Semarang, Tri Waluyo Ingatkan Kearifan Lokal dan Agama

Bankom Semarang News, SEMARANG – Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang dalam dua bulan terakhir banyak menjangkau kasus lansia telantar. “Rata-rata ada tiga sampai lima laporan masuk per hari, kadang lebih,” kata Koordinator TPD, Dwi Supratiwi, Rabu (1/9/2021).

“Dari lima kasus, satu di antaranya lansia telantar. Sisanya ODGJ (orang dengan gangguan kejiwaan) dan ODMK (orang dengan masalah kejiwaan),” lanjutnya.

Salah satunya Januar Deny Boy, usianya diperkirakan 60 tahun lebih. Ia mengaku dari RT 11 RW 08, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta. Pria tersebut dilaporkan warga ke CC 112. Dalam laporan dia disebut warga dalam kondisi linglung di Halte Balaikota Semarang, tepatnya di depan Bapeda.

“Saat TPD ke lokasi, kondisi orang tersebut agak lemas, membawa alat bantu jalan, mengenakan celana pendek warna biru, membawa tas kecil, berkacamata pecah satu,” ungkapnya.

Selain Januar, beberapa lansia telantar yang dirawat TPD antara lain Edi Bagus (80), Giyono (72), Sulastri (68), dan Puryanti (60). Mereka adalah warga Semarang. Sedangkan Asripah (65) warga Godong , Purwodadi, dan Farida (70) tidak diketahui asalnya

“Kita sedang koordinasi dengan Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Potroyudan, Kabupaten Jepara agar mereka bisa dirawat di sana,” urainya.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial (Rehabsos) Dinas Sosial Kota Semarang, Tri Waluyo menganggap angka tersebut sudah terlalu banyak. “Seminggu ada satu kasus lansia telantar itu sudah terlalu banyak, apalagi sehari satu kasus,” kata Tri Waluyo.

Untuk itu, Tri Waluyo meminta agar masyarakat, utamanya para generasi muda kembali pada kearifan lokal dan ajaran agama. Yakni memberikan teladan yang baik kepada anak dalam hal memperhatikan orangtua.

“Dari sejak muda membiasakan untuk hormat dan berbakti kepada orangtua, apalagi keluarga baru, ini sangat penting agar terbiasa dan ditiru oleh anaknya,” tuturnya.

Dengan begitu, lanjutnya generasi penerus kita tahu apa yang semestinya dilakukan untuk orangtua, bagaimana merawat dan memperhatikan orangtua. Juga memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak. “Agama maupun budaya kita begitu, menghormati orangtua dan menyayangi anak atau yang lebih muda. Ajaran ini harus dijaga,” pesannya.

Hal itu, kata Tri Waluyo, terbukti dari beberapa hasil penelusuran TPD saat melakukan asesment orang tua telantar. “Pada umumnya begitu, orang tua yang telantar itu masa mudanya semaunya sendiri, menelantarkan anaknya, tidak menghormati orang tuanya, ini temuan TPD saat berusaha mengembalikan kepada keluarga rata-rata menolak dengan alasan seperti itu,” bebernya.

Lansia telantar yang bisa ditemukan keluarga akan dikembalikan, seperti kasus terbaru yakni lansia yang telantar di area relokasi Johar baru, sudah diserahkan agar dirawat keluarganya di Demak.”Namun saya mendengar laporan dari pendampingnya ternyata berapa hari kemudian setelah sehat kembali lagi (menggelandang) ke sana (Johar). Ini PR bagi kita,” ungkapnya.

Meski begitu, Rehabsos dengan TPD terus berupaya merawat lansia telantar. Tri Waluyo pun menegaskan Bidang Rehabsos terus berkoordinasi dengan pengelola panti asuhan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Semarang yang umumnya hanya menerima rujukan lansia mandiri.

“Dengan adanya pergantian pimpinan yang ada di panti mandiri yang satu naungan dengan panti di Pucang Gading, alhamdulillah sudah ada kerjasama yang bagus dan sudah bisa menerima (lansia telantar yang tidak mandiri),” ungkapnya.

“Alhamdulillah Kepala Dinsos Semarang sudah komunikasi dengan Kepala Dinsos Provinsi Jateng. Alhamdulillah kemarin kami mengirim ke panti yang di Pucang Gading sudah bisa diterima,” urainya melanjutkan.

Selain itu, lanjut Tri Waluyo, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan panti milik Pemprov Jateng yang ada di Pemalang dan sudah menyatakan siap menerima lansia telantar yang tidak mandiri.

Menurutnya, sudah menjadi kewajiban bagi pengelola panti asuhan lansia untuk menerima, baik itu mandiri atau tidak mandiri, tetap harus dirawat. “Selanjutnya kerjasama yang baik ini akan terus berlanjut sepanjang kamar masih ada dan sudah dinyatakan bebas dari Covid dengan bukti rapid antigen,” jelasnya. (Oman /rifky)