PMI Monitoring dan Evaluasi Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT PMI) , Kuatkan Dari Bencana Alam Dan Sosial.

Bankom Semarang News, SEMARANG – Secara umum, ada dua bencana yang kerap terjadi di masyarakat, yakni bencana alam dan bencana sosial. Adanya tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Palang Merah Indonesia (PMI) dapat membuat masyarakat aman karena memiliki ketahanan yang lebih saat terjadi bencana.

“Kita ini menyebarkan virus kebaikan, jadi potensi-potensi bencana itu harus kita minimalisir dampaknya,” kata Pengurus PMI Kota Semarang, Agus Sototo Widyatmoko saat melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) Sibat PMI Kelurahan Kembangarum, Semarang Barat, Kota Semarang, Minggu (22/8/2021).

Sibat dibentuk oleh PMI melalui proses pelatihan. Tak berhenti di situ, pendampingan setelah pelatihan diukur dari realisasi rencana tindak lanjut (RTL) yang disusun oleh peserta. Pengurangan risiko bencana dimulai dari pemetaan potensi penolong atau relawan dan daerah rawan bencana. PMI juga membina dengan pelatihan rutin berkala.

“Setelah memitigasi kita bisa menyiagakan Sibat untuk meminimalisir korban maupun dampak dari musibah atau bencana,” ujar Totok, sapaan akrabnya.

Kepada para relawan, Totok meminta agar menjaga persatuan sebagai sebuah potensi kekuatan sumber daya manusia (SDM) yang ada di wilayah tersebut.

“Kita harus saling mendukung, karena kita mengedepankan kekompakan, keguyuban dalam nyengkuyung program kegiatan Sibat,” pesannya.

Sementara, Kepala Markas PMI Kota Semarang, Mugiyanto mengatakan masa pandemi ini banyak yang dilakukan. Mulai dari penyemprotan disinfektan, pemberian bantuan untuk warga yang menjalani isolasi mandiri (Isoman), dan permintaan pelayanan ambulans. “Untuk masa pandemi ini pelayanan ambulans sangat tinggi, terutama sebelum dan saat ada PPKM darurat (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat),” ungkapnya.

Mugiyanto juga mengaku sempat khawatir jika pengurus, staf, maupun relawan PMI terpapar Covid-19 dan mengakibatkan aktifitas pelayanan PMI ikut terdampak. “Alhamdulillah, semuanya baik-baik saja dan selamat dari virus,” akunya.

Ia pun bersyukur telah menyiapkan relawan yang terlatih dalam merawat jenazah korban Covid-19. “Terbaru ini PMI sudah mengikutkan beberapa relawan untuk mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah korban Covid di Rumah Sakit Karyadi,” paparnya.

Terkait aturan pelayanannya, Mugiyanto menyebut adanya kepastian terhadap jenazah yang akan dirawat. “Dipastikan terlebih dahulu bahwa jenazah tersebut benar-benar korban Covid-19. Misal dengan hasil tes kesehatan atau keterangan lainnya,”jelasnya.

“Ambulans dan tenaga gratis, tapi untuk prasarana seperti plastik, peti dan sebagainya sampai mudin yang mengurus pemakaman itu di luar ranah kami,” ucapnya.

Untuk diketahui, PMI menargetkan monev terhadap semua Sibat di akhir pekan bulan Agustus dan September ini. Pada pekan ini ada 4 Sibat PMI yang dievaluasi di antaranya di Kelurahan Wonosari dan Kalipancur Kecamatan Ngaliyan, Kembangarum Kecamatan Semarang Barat, Sukorejo Kecamatan Gunungpati.

Lurah Kembangarum, Poni Rahmawati mengapresiasi keberadaan Sibat PMI sebagai potensi yang menunjang kegiatan sosial di wilayahnya. Sibat diharapkan dapat terus bersinergi dengan PKK, Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan sebagainya.

Ia juga mengatakan sudah memiliki anggaran bantuan bagi korban Covid-19. “Alhamdulillah sekarang sudah ada anggaran untuk merawat jenazah, jadi kalau PMI sudah ada timnya tinggal diklopkan saja kalau ada yang membutuhkan,” pungkasnya. (oman/rifqi)