Respon Cepat Banser Tanggap Bencana Di Banjir Semarang

Bankom Semarang News, SEMARANG – Curah hujan yang tinggi disertai angin terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah. Untuk Kota Semarang puncak hujan lebat terjadi selama tiga hari sehingga mengakibatkan 10 dari 16 kecamatan terendam air. Air memenuhi pemukiman warga dan sempat memutus akses jalan raya.

Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Semarang, Ahmad Ali Tuba mengatakan pasukannya langsung beraksi. “Semua personel langsung bergerak dibawah komando pimpinan setempat,” kata Ali Tuba Selasa (9/2/2021).

Pimpinan setempat yang ia maksudkan yaitu Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Banser yang ada di 16 Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor kecamatan. Mereka, kata Ali Tuba, telah bergabung dengan berbagai elemen potensi kebencanaan baik kepolisian, militer, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), maupun Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang.

“Yang mandiri cuma Ansor Genuk, bersama MWCNU (Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama, -red) Kecamatan Genuk, ada posko sendiri,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, banjir yang ada di daerah Kecamatan Ngaliyan terjadi karena tak muatnya selokan, selain itu juga meluapnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Plumbon dan DAS Bringin yang ada di Kecamatan Ngaliyan. “Variasi ketinggian sekitar 1 sampai 2 meter,” ungkapnya.

Kendati demikian, ia menyebut daerah yang dinilai tidak mengkhawatirkan, yakni di Kelurahan Mangkang Kulon Kecamatan Tugu. “Tapi ada beberapa daerah wilayah Ngaliyan dan Tugu yang masih tergolong aman, atau hanya limpasan air saja,” ujarnya.

Luapan air dari DAS Bringin, lanjutnya menerobos pemukiman warga Kelurahan Wonosari dengan dengan titik terdalam 150 cm. Meski begitu, terdapat warga yang mengungsi di rumah tetangga yang tidak terdampak banjir, dan mampu mendirikan posko mandiri di lokasi tersebut. “Alhamdulillah sudah ada dapur umum warga,” jelasnya.

Kondisi tak jauh beda diungkapkan salah satu Wakil Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kota Semarang, Dimas Bagus Pamungkas yang rumahnya di Kecamatan Gayamsari. Meski tempat tinggalnya ditamui air, namun ia tetap mengerahkan personel Banser Gayamsari untuk evakuasi bersama pihak kepolisian, utamanya golongan rentan. “Kami utamakan evakuasi orang lanjut usia dan anak-anak dahulu. Mereka ini masuk kelompok yang rentan,” ujarnya.

Perlu diketahui, di beberapa lokasi banjir juga dilakukan pemadaman listrik untuk pengaman. Hal ini mengakibatkan akses informasi ikut terkendala, termasuk minimnya dokumentasi. “Listrik padam, tiga hari ini sinyal juga sering hilang,” ujarnya.

Kondisi terparah dialami warga Semarang Utara, terlebih di kampung nelayan Tambak Lorok, sebuah daerah yang merupakan daerah tempat tinggal Ketua PAC Ansor Semarang Utara, Nur Rohman melalui pesan singkatnya kemarin sore (8/2/2021), mengabarkan ketinggian air masih hampir satu meter.

“Tidak beda jauh, sore ini air masih sekitar 50 cm lebih,” kata pria yang juga tercatat sebagai salah satu Wakil Ketua Ansor Semarang.

Mantan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Semarang ini pun berharap, air segera surut dan semua relawan bisa membantu masyarakat membersihkan sisa lumpur dan sampah yang terbawa air. “Semoga air segera surut, dan saya harap pemerintah bisa membenahi infrastruktur di sini, biar tidak sering rob dan bebas banjir,” tutupnya. (arh/Oman)