Bankom Semarang News, SEMARANG – Badai La Nina yang diprediksi melewati Indonesia dengan adanya peningkatan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya sepanjang akhir 2020 hingga awal 2021.
La Nina berasal dari Bahasa Spanyol yang berarti anak perempuan. La Nina ditandai dengan adanya penurunan suhu perairan di bagian tengah dan timur ekuator Samudera Pasifik. Hal tersebut berdampak pada perubahan sirkulasi atmosfer seperti intensitas curah hujan di daerah tropis. La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di Asia, Australia, dan Afrika.
Terjadinya La Nina menyebabkan dampak yaitu wilayah Indonesia akan mengalami intensitas hujan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Kemungkinan bencana akan banyak antara lain banjir, tanah longsong, angin, petir, Gelombang pasang, dan banyak pohon tumbang.
Sejak Senin (7/12/2020) kencangnya angin barat menjadikan gelombang pasang, warga tambak lorok RT.01 RW.15 Kelurahan Tanjung Mas Semarang Utara harus mengungsi, karena rumahnya porak poranda di hantam gelombang yang cukup tinggi, bahkan pemecah gelombangpun tak mampu menahan kencangnya air laut yang didorong angin dengan cukup kencang.
BPBD Kota Semarang, Tagana dan seluruh organisasi kemanusiaan dan SAR gabungan Kota Semarang bergerak bersama untuk memberikan bantuan terutama konsumsi bagi masyarakat terdampak gelombang pasang tersebut. 13 Kepala keluarga dengan sekitar 42 jiwa harus mengungsi di tempat pengungsian sememntara yang sudah disediakan atau mereka mengunsi di rumah saudara.
EkoΒ Prayitno akrab di panggil Mbah Echo Aktivis Kemanusiaan dan lingkungan hidup sekaligus sesepuh Sarda Jateng Selasa (8/12/2020) menerangkan “Musim penghujan, Badai La Nina juga melewati Indonesia tahun ini, intensitas hujan yang deras dan angin yang kencang akan banyak bencana alam tahun ini.”
“Semua saudaraku relawan Kota Semarang dan Semarang Raya selalu jaga kesehatan, selalu siap siaga dalam menghadapi bencana, dan selalu koordinasi dengan instansi terkait, Bhabinkamtibmas, Bhabinmas, sumbangkan sekecil apapun sangat bermanfaat bagi kemanusiaan” tambahnya
Sutrimo (51) Selasa (8/12/2020) selaku Ketua RT.1 RW.15 Tambak Lorok Semarang Utara berharap pemerintah memperhatikan warganya yang terkena dampak dari gelombang pasang sejak senin (7/12/2020) kemarin, ada 13 Kepala Keluarga yang rumahnya roboh diterjang ombak pasang dan ada 5 buah kapal nelayan rusak.”
“Semoga Kejadian alam ini tidak terjadi lagi, harapan kami semoga Pemerintah segera memperbaiki pemecah gelombang yang rusak karna terjangan ombak kemarin” terangnya
Siti (51) warga RT.01 RW.15 berharap agar ada bantuan perbaikan rumah yang terkena gelombang pasang dan segera memperbaiki DAM penahan ombak.
Relawan dari berbagai komunitas sibuk medirikan dapur umum mandiri yang berlokasi di Paud dan rumah baca “Seroja” beralamat di RW.15 Kelurahan Tanjung Mas Semarang Utara. rencana dapur umum akan di dirikan sesuai kebutuhan dan flesible. (Oman/Shoim)