Bankom Semarang News, KLATEN – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengingatkan masyarakat Klaten yang ada di lereng Gunung Merapi tidak melakukan penambangan liar. Warga juga diminta melakukan reboisasi di bekas lokasi penambangan pasir demi menjaga lingkungan.
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengikuti acara tanam pohon bersama di bekas galian pasir Desa Kendalsari Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten, Rabu (11/11). Dalam kesempatan itu, Ganjar mengingatkan warga yang hadir dalam acara penanaman agar melakukan penambangan dengan cara yang benar.
“Saya minta para penambang jangan liar ya, jangan merusak jalan. Ojo ngrusak sumber air, nanti rejekinya ndak barokah karena didoakan orang banyak. Hasile dimakan ya tidak enak. Iki tak elingke ya (ini saya ingatkan ya)” kata Ganjar kepada warga.
Daerah Kendalsari Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten selama ini memang menjadi sentra penghasil pasir. Banyak masyarakat yang mengandalkan hidup dengan cara menambang dan menjual pasir di desa itu.
Akibatnya, di beberapa tempat banyak ditemukan lokasi penambangan warga. Bukit-bukit dikepras dan dikeruk untuk diambil pasirnya, sehingga menjadikan kubangan-kubangan cukup dalam. Akibatnya, lokasi penggalian pasir yang tadinya daerah hijau, kini menjadi gersang.
“Di Klaten ini ada wilayah-wilayah yang banyak padas dan ditambang, sehingga jadi lahan kritis. Maka saat ini, mumpung musim penghujan saya minta ditanami kembali,” tegasnya.
Dengan penanaman itu, maka lokasi bekas tambang yang menjadi lahan kritis bisa kembali hijau. Selain itu, penanaman pohon juga bisa menjamin ketersediaan air bagi warga.
“Kalau ditanami kan mata airnya jadi banyak, nanti rimbun dan tanamannya bisa dimanfaatkan rakyat. Maka saya dorong di daerah-daerah lahan kritis seperti ini, digalakkan penanaman pohon selama musim penghujan,” pungkasnya.
Salah satu warga, Prapto,60, mengatakan, di desanya ada kelompok-kelompok tani yang memanfaatkan lahan bekas galian pasir untuk ditanami. Ia berharap, dengan penanaman pohon itu, masyarakat tidak akan kesulitan sumber air saat kemarau.
“Dulu disini padas, kemudian diambil pasirnya. Bekasnya ini kami tanami untuk kemudian nanti hasilnya bisa dipanen. Kalau rimbun kan sumber air terjaga,” katanya. (Arh)