Bankom Semarang News, KENDAL – Bendungan Juwero merupakan peninggalan sejarah, menurut masyarakat sekitar sudah ada sejak zaman Belanda. Bendungan ini mulai direnovasi mulai tahun 1980 an. Namun pengerjaan renovasi selelasi pada 1997. Bendungan ini diresmikan pada tanggal 12 Mei 1997 ditanda tangani batu prasasti oleh Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan yaitu Bapak Ir. Soni Harsono.
Bendungan Juwero yang berjarak 12 Km dari pusat kota Kendal atau hanya 2 Km dari exit tol Pegandon. dapat ditempuh dengan menggunakan mobil atau kendaraan roda dua, Ada dua akses menuju Bendungan Juwero dari Kecamatan Pegandon melaui Desa Pekuncen atau juga bisa melewati Desa Triharjo melalui Kecamatan Gemuh, kondisi akses jalan menuju kesana cukup baik.
Sejak dulu bendungan Juwero ramai dikunjungi warga sekitar setiap sore hari. Terlebih lagi pada saat hari libur maka pengunjung bendungan ini akan semakin ramai.
Akhir-akhir ini dengan maraknya masyarakat berolah raga sepeda, Bendungan Juwero merupakan destinasi atau target para pesepeda menuju kesana. dengan banyaknya masyararat yang mengunjungi akhirnya mulai banyak warga yang berjualan disana. Berlokasi di timur bendungan Juwero ada hutan Jati milik KPH Kalibodri yang cukup rindang sehingga menjadi pilihan warga untuk berintirahat dan santai, disitulah terbentuknya Juwero Hills.
Juwero Hills merupakan potensi destinasi wisata baru yang bagus dan perlu di kembangkan oleh Pemeritah Kabupaten Kendal, Juwero Hills yang terletak di Desa Triharjo Kecamatan Gemuh ini sebenarnya memiliki pemandangan yang sangat bagus dan sangat potensial untuk dikembangkan.
Dengan melihat banyaknya pengunjung tiap hari libur atau hari besar di Bendungan Juwero, saat ini sudah ada POKDARWIS (Kelompok sadar wisata) dari warga Kelurahan Triharjo yang mulai menata dan mengkoordinir para pedagang untuk berjualan dan menata sedikit-sedikit agar terihat layak untuk bisa di kunjungi, mereka berharap lokasi tersebut bisa menjadi sarana publik yang dapat digunakan masyarakat, seperti adanya kegiatan senam tiap minggu pagi dan sebagai tempat wisata bersama keluarga yang murah meriah.
Adnan Haris Minggu (18/10/2020) selaku Koordinator POKDARWIS Juwero Hills menerangkan “Saat liburan banyak sekali masyarakat terutama yang berolah raga bersepeda datang ke Juwero, setiap minggu kurang lebih 700 pengunjung datang, Juwero ini sangat potensial apabila kami kembangkan, kami koordinasi dengan kelompok ibu-ibu PKK untuk ikut bersama mengambil peluang tersebut dengan berjualan di sekitar Juwero, untuk masuk objek gratis, Pokdarwis hanya menarik uang parkir sebesar Rp. 2.000 saja”.
“Rencana kedepan untuk menambah daya tarik pengunjung, kami akan menambah fasilitas semacam cafe yang menyediakan makanan khas daerah seperti ikan wader dan menu masakan khas pedesaan lainnya, berkaitan dengan perijinan kami tahu bahwa lahan yang kami pakai hutan milik Perhutani, kami berharap tetap bisa terus mengembangkan destinasi wisata ini hingga bisa besar nantinya, sehingga bisa menjadi nilai tambah bagi kami warga sekitar Juwero” tambahnya
“Kami menyediakan arena bermain anak seperti istana balon, mewarnai, menembak (pistol mainan), trampolin, persewaan sepeda motor trail mini, dan banyak wahaya lainnya, juga tiap minggu pagi kami sediakan instruktur senam bagi pengunjung yang ingin bersenam dan live music, pada masa pandemi ini kami selalu menghimbau pengunjng untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, dengan memakai masker dan menjaga jarak” terang Mujib (29) juga salah satu remaja yang ikut mengelola Juwero Hills
“Saya sudah berjualan disini sekitar 4 bulan, kami warga triharjo sangat senang dengan adanya wahana wisata ini, warga sekitar bisa merasakan dampaknya dengan ikut berjualan. saya berjualan dari jam 05.30 – 12.00 WIB saja, tapi yang lain banyak yang sampai sore karena pengunjung masih banyak” terang Siti Madinah (31) salah satu pedagang di Juwero Hills.
Dulu ada Jembatan gantung roli atau jembatan rel roli untuk mengangkut hasil hutan saat ini sudah tergantikan dengan jembatan permanen untuk akses menuju ke hutan, selain suasana yang sangat santai dan nyaman karena berada di Hutan Perhutani, Juwero sangat instagramable. Banyak yang datang kesana untuk berfoto-foto di bendungan Juwero, hutan jati atau jembatan Perhutani yang sangat indah dengan latar belakang pemandangan gunung.
Sampai saat ini Potensi Destinasi Wisata Bendungan Juwero belum dilirik oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kendal, Padahal banyak kota-kota lain sangat bersemangat mengexplore wisata di daerahnya karena Wisata berpotensi menyumbang banyak Pendapatan Asli Daerah. seperti Bali, Jogjakarta, Malang, Kota Batu, Solo, dan banyak lagi daerah yang sumber pendapatan terbesarnya dari Wisata. Selain PAD meningkat, masyarakat sekitar juga akan mendapat keuntungkan dengan mereka bisa berjualan makanan, marchandise, atau menjual jasa di seputar objek wisata, sehingga roda perekonomian akan bergerak. (Iskandar/Oman)