Menurut Hendi Perilaku ABS Bisa Buat Data BPS Tak Valid

SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menghadiri rapat koordinasi daerah tentang pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Rabu (21/9) di Hotel Pandanaran Semarang. Regsosek sendiri merupakan bagian dari Reformasi Sistem Perlindungan Sosial yang konsepnya dirancang sejak 2020 oleh Bappenas. Tahun ini, tema yang diangkat adalah ‘Satu Data Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat’.

“Napoleon Bonaparte berkata bahwa War is 90% information. Berkaca dari hal tersebut apa yang akan dilakukan oleh BPS tingkat nasional termasuk di Kota Semarang, kita perlu melihat semua data. Potret dari seluruh data kependudukan di Indonesia termasuk yang ada di Semarang supaya kita dapat memenangkan perang untuk mengangkat masyarakat kita menjadi lebih baik dan sejahtera,” ujar Hendi sapaan akrab wali kota.

Hendi menekankan jika ini menjadi catatan penting terutama untuk camat dan lurah. Dirinya mengarahkan lurah dan camat agar bekerja sama dengan tim pendata untuk tidak sekedar mengumpulkan data abal-abal atau ABS alias Asal Bapak Senang. Hendi juga meminta lurah dan camat untuk memastikan bahwa tim pendata mewakili respondennya dengan jujur.

“Mungkin ada yang khawatir bahwa output-output tim pendataan dan responden akan memberikan dampak yang tidak bagus. Contohnya, mengaku tidak bekerja, padahal bekerja. Mengaku belum pakai gas LPG, padahal sudah pakai. Itu sangat berpengaruh,” terang Hendi.

“Maka di situlah fokus pertemuan lurah dan camat sebagai tim pendamping pendataan sangat perlu supaya data-data ini dapat diperoleh dengan baik, rigid, detail, dan nanti bisa menjadi sebuah analisis terkait kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah baik pusat, provinsi maupun daerah,” lanjutnya.

Hendi juga menyoroti aduan masyarakat terkait penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran. Ia menilai, banyaknya aduan tersebut mengindikasikan perlunya dilakukan perbaikan data.

“Di tahun 2022 ini begitu banyak bantuan yang akan masuk. Tapi yang terjadi setelah bantuan itu turun, di media sosial baik di milik pemerintah kota maupun milih saya, selalu (ada komentar), ‘Pak, saya ini lebih miskin daripada tetangga saya yang dapat bantuan. Kenapa bukan saya yang mendapat bantuan tersebut?’ Maka mudah-mudahan Regsosek ini bisa berjalan dengan baik, lancar, berkah datanya sekalian karena data yang diinput akan membuat Indonesia maju, Jawa Tengah gayeng, dan Semarang semakin hebat,” pungkasnya.

(Oman)