Bankom Semarang News, KAB . SEMARANG – Sebuah desa kecil di lereng Gunung Merbabu menarik perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Bukan karena keindahan alamnya, namun karena semangat para petani di desa itu mengembangkan pertanian organik yang membuat Ganjar mengunjungi lokasi itu pada Jumat (13/5).
Kelompok Petani Merbabu namanya. Kelompok petani di Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Mereka yang menekuni pertanian organik sejak 2008 lalu, kini sudah menikmati hasil yang tak terkira. Produk mereka laku keras di pasaran, bahkan sudah menjadi langganan hotel berbintang sekelas Accor Hotels.
“Kami juga ekspor ke Singapura dan negara lainnya. Ada 111 macam jenis produk pertanian organik yang kami kembangkan di sini,” kata Rebo Wahono, Ketua Kelompok Tani Merbabu.
Rebo menerangkan, ada 4 kelompok tani yang tergabung dalam program itu. Tak hanya petani tua, namun anak-anak muda juga dilibatkan.
“Hotel-hotel sudah pesan rutin ke kami. Beberapa kerjasama secara langsung. Jadi meski pandemi, namun penjualan masih jalan terus,” terangnya.
Pertanian organik lanjut Rebo sangat menjanjikan. Pihaknya mengatakan, peningkatan hasil terjadi lebih dari 60 persen dibanding sebelumnya.
“Pertama kita tidak perlu beli pupuk, pestisida dan lainnya. Semua kita bikin sendiri. Jadi organik memang sangat menjanjikan, pendapatan kami meningkat lebih dari 60 persen,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya telah meminta jajarannya agar mendorong penuh pertanian organik. Mereka yang membutuhkan bantuan, akan diberikan bantuan prioritas.
“Saya sudah minta, kalau full organik kita dorong dan kita siap bantu. Seperti ini kan bagus ya, sayurannya fresh, masih segar dan organik. Ini sudah diekspor dan menjadi langganan hotel berbintang,” ucapnya.
Ganjar mengatakan, pertanian organik di Jateng memang akan terus dikembangkan. Sudah banyak daerah yang mengembangkan pertanian organik, seperti Kudus, Boyolali dan daerah lereng gunung lainnya di Jawa Tengah.
“Nanti kita tinggal kerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) atau BRIDA untuk mencari benih-benih unggul berbagai komoditas. Selain itu, kerjasama terkait manajemen, pengelolaan sampai marketing juga perlu kita tingkatkan agar ini semakin besar,” pungkasnya.(rif)