Bankom Semarang News, – SEMARANG – Dewan Kesenian Semarang (DEKASE) merupakan wadah atau organisasi mitra kerja Pemerintah Kota Semarang yang bertugas ikut mensukseskan pembangunan masyarakat dalam bidang seni-budaya.
Berlandaskan pada Instruksi Mentri Dalam Negeri No. 5A tahun 1993 organisasi tersebut dibentuk pada tahun 1999.
Sejak berdirinya organisasi ini, hampir sebagian besar aktivitas kesenian yang dilakukan oleh Dewan Kesenian Semarang terpusat di Taman Budaya Raden Saleh di Jalan Sriwijaya Semarang.
Handry TM adalah sastrawan dan sekaligus Ketua Dewan Kesenian Semarang saat ini, adapun sekretariat di Alamat Komplek Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Jl. Sriwijaya No 29 Semarang 50248 Jawa Tengah
BACA JUGA : Rumah Aira Tampung Orang Dengan HIV/AIDS Sampai Sehat.
Menurut Gunawan Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Semarang menjelaskan apa yang ditampilkan pada Ormas – NGO Expo tahun 2021 ini, lukisan yang dibawanya merupakan sebuah ilustrasi ungkapan, jeritan dan bahkan upaya mengungkapkan protes secara tidak langsung tentang Hak Asasi Manusia.
“Expo ini merupak sebuah media atau mercusuar kami untuk menyuarakan aspirasi masyarakat disisi HAM, Kami membawa tema Hak Asasi Manusia yang ada di Tambak Lorok
Banyak lukisan tanpa bingkai yang di pajang dengan sederhana, hanya di beri lubang diatasnya dan di masukan kayu seadanya serta di kasih hangger. ternyata lukisan itu dipasang dan tidak untuk dijual, lukisan abstrak apabila di lihat oleh orang awam ternyata sarat makna dan filosofi serta ada ungkapan dari Dewan Kesenian Semarang mengapresiasikan tentang HAM.
Ada tulisan discon tanpa harga dan prosentase discon dan ternyata tidak ada hubungannya dengan event Great Sale yang baru di gelar Pemerintah Kota Semarang saat ini. bahwa para pelaku seni rupa ini sedang ingin menyampaikan apakah ada discon untuk tindak lanjut dan penyelesaian kasus HAM yang ada di Indonesia.
“Kami juga melakukan pendampingan memberikan kekuatan mental bagi korban HAM, walau hanya sekedar diajakk melukis atau mencorat-coret untuk mengeluarkan uneg-uneg yang ada dihatinya.” terang Gunawan
“Lukisan yang kami bawanya merupakan sebuah ilustrasi ungkapan, jeritan dan bahkan upaya mengungkapkan protes untuk siapa saja yang saat ini masih memperjuangkan Hak Asasi Manusia di Kota Semarang, pungkasnya.(Oman)