
Bankom Semarang News, SEMARANG – Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang menggelar Orientasi Keaswajaan bagi mahasiswa baru. Kegiatan ini dilaksanakan setelah mahasiswa baru mengikuti serangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).
“Dulu kegiatan ini digabung dalam PKKMB, mulai tahun 2018 kita sendirikan. Jadi biar PKKMB bisa fokus pada pengenalan berbagai organisasi dan aktifitas akademik utamanya,” kata Ketua Panitia, Ali Imron disela kegiatan, Rabu (8/9/2021).
Ali Imron menerangkan, sedikitnya ada 2498 mahasiswa baru yang mengambil strata satu (S1), starata dua (S2), dan Strata tiga (S3) yang kesemuanya tersebar di Fakultas Kedokteran, Fakultas Farmasi, Fakulas Agama Islam (FAI), Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (FISIP), Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Teknik, dan Fakultas Ekonomi.

Sedangkan pasca sarjana terdapat jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Hukum Ekonomi Syariah, dan jenjang S3 PAI. “Mahasiswa baru wajib mengikuti orientasi keaswajaan selama dua hari,” tegasnya.
Pada tahun ini, lanjut dia, kegiatan dilaksanakan secara terpusat dari ruang rapat multimedia yang ada di lantai 4 gedung rektorat mengingat pandemi Coviid-19 belum memungkinkan mengumpulkan massa dalam jumlah besar.
“Mahasiswa baru mengikuti via zoom atau live streaming di youtube, dan mengikuti free test maupun post test sesuai aturan yang ada, yakni memanfaatkan perkembangan teknologi,” urainya.
Sementara, Rektor Unwahas Prof Dr H Mudzakir Ali MA menegaskan, orientasi keaswajaan Orientasi keaswajaan wajib diikuti oleh semua mahasiswa baru karena Unwahas merupakan kampus yang berlandaskan ajaran ahlussunnah wal jama’an an-nahdliyah atau Aswaja ala Nahdlatul Ulama (NU) sehingga dikenal dengan Kampus Aswaja.
“Mahasiswa Unwahas ini sangat plural, dari berbagai sekolah dan ada juga yang berasal dari luar negeri seperti Thailand, Tiongkok, Afganistan dan sebagainya,” ungkapnya seusai membuka acara.

Karena itu sangat penting bagi civitas akademik Unwahas, sambungnya untuk membekali mahasiswa baru selayaknya sekolah yang ada di Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU.
“Jadi meskipun keaswajaan ala NU ada di mata kuliah dasar umum (MKDU) yang wajib ditempuh sebanyak 3 SKS (sistem kredit semester), orientasi ini harus kita jalankan agar hasilnya lebih baik,” tuturnya.
Menurut dia, Islam dengan negara tidak bertentangan dan tidak perlu dipertentangkan. Melainkan satu sama lain saling melengkapi. “Kita bisa menjalankan agama dengan aman dan nyaman karena punya negara yang aman dan damai, aswaja tidak mengajarkan harus mendirikan negara islam, tapi menjadikan negara ini nyaman, tentram dan damai bagi semua penganut agama, dan menjadikan masyarakat ini religius,” tegasnya.
“Mari bersama Unwahas menciptakan tatanan masyarakat yang intelek dan berkarakter religius, ini yang perlu kita tekankan,” lanjutnya memungkasi. (Oman/rifky)