Bankom Semarang News, SEMARANG – Fatayat NU kini memasuki usia 71 tahun. Hal ini bagi Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Tembalang memiliki makna tersendiri. Terlebih momen hari lahir (Harlah) tahun ini bertepatan dengan Bulan Ramadhan dan suasana pandemi Covid-19.
“Harlah 71 Tahun Fatayat ini merupakan sebuah waktu yang tepat untuk tetap membina masyarakat, usia 71 Tahun harus bisa membuktikan bahwa Fatayat NU semakin dekat dengan masyarakat,” kata Pembina PAC Fatayat NU Kecamatan Tembalang, Hj Siti Masrochah.
Masrochah mengatakan hal itu usai kegiatan pembagian takjil dalam rangka peringatan Harlah 71 Tahun Fatayat NU di Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Sabtu (24/4).
Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang ini menuturkan, Ramadhan di masa pandemi memiliki tantangan yang berbeda. Sebab, menurut Masrochah peran Fatayat NU sebagai badan otonom (Banom) perempuan muda NU harus tetap menggelora di masyarakat.
“Kita adakan bagi takjil untuk mengingatkan pentingnya menjaga protokol kesehatan, memantau pemudik, meningkatkan solidaritas dan kepedulian terhadap sesama serta yang utama menjaga silaturrahim,” tuturnya.
Untuk itu, Masrochah melanjutkan, bulan yang penuh berkah harus diusahakan untuk tetap berbagi. “Meski kita semua dalam kondisi yang tidak mudah secara ekonomi karena pandemi, tapi kita tetap upayakan untuk terus berbagi, apalagi sedekah berupa memberi menu buka puasa yang pahalanya sama seperti orang yang berpuasa,” urainya.
Sementara, Ketua PAC Fatayat NU Tembalang, Istianah mengatakan bagi takjil merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh para pegiat organisasi para ibu muda NU Tembalang di Bulan Ramadhan. Hanya saja, bagi takjil tahun ini berbeda teknisnya.
“Kalau tahun ini kita berikan secara simbolis dari PAC kepada ketua Ranting dan langsung diteruskan dari rumah ke rumah oleh pengurus Ranting agar tidak ada kerumunan,” urainya.
Setiap pengurus di Pimpinan Ranting (PR) Fatayat NU telah memahami masyarakat di lingkungan masing-masing. Oleh karena itu prioritas bantuan untuk dhuafa sudah jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. “Dana berasal dari iuran pengurus PAC Fatayat NU Tembalang dengan besaran iuran bebas, tidak ditentukan. Jadi dari yang kita belanjakan sudah didata berapa jumlah dhuafa yang berhak menerima,” bebernya.
Dengan kegiatan tersebut ia berharap para pengurus bisa menjaga eksistensi organisasi dan terus mengembangkan performa dalam berorganisasi sesuai kondisi yang dihadapi. “Karena kita sebagai Fatayat NU siap adaptasi dengan tantangan masa kini untuk perempuan. Semoga ke depannya Fatayat NU tambah semangat, tambah kuat dalam menghadapi tantangan hidup di musim pandemi Covid ini, khususnya dalam kegiatan sosial kemanusiaan untuk dhu’afa dan perempuan,” pungkasnya. (Rifqi)