Semarang Tidak Ada Dug-Deran, Masjid Kauman Tetap Ada Pajangan.

Walikota Semarang seusai menabuh bedug di Masjid Agung Semarang

BankomSemarangNews.com SEMARANG – Banyak ragam umat islam menyambut datangnya bulan Ramadhan, masing-masing daerah mempunyai tata cara dan adat berbeda-beda, tak terlepas di salah satu daerah bagian pesisir Jawa Tengah yaitu kota lumpia atau kota Semarang.

Sebelum adanya Pandemi Covid-19, Tradisi Dug Deran adalah Tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan di Kota Semarang, serangkaian dengan acara tersebut ada pasar malam selama sepekan digelar di alun-alun Masjid Kauman atau seputar alun-alun Johar, dan aneka kegiatan yang dipersiapkan oleh pengurus masjid Kauman antara lain panggung hiburan bertempat dijalan tepat didepan Masjid Kauman atau masjid Johar.

M.Agus Nurrahman Humas Masjid Agung Semarang dan Ketua Pajangan tahun 2021 sedang mengatur pemasangan tenda untuk persiapan Pasar Jajanan Semarangan.

Walikota beserta Forkompinda hadir di Masjid Agung Semarang Minggu (11/4/2021) sekitar jam 14.30 WIB, nampak Walikota Semarang Hendrar Prihadi memakai busana Semarangan lengkap dengan blangkon dan kain untuk melakukan Halaqah bersama para kyai untuk bersama menentukan kapan dimulainya puasa Ramadhan tahun 1442 Hijriyah. menurut etimologi, halaqah berasal dari Bahasa Arab halaqo, yahluqo, dan halqotan yang berarti lingkaran. Menurut istilah, halaqah merupakan perkumpulan dua orang atau lebih yang membahas urusan-urasan keilmuan, khususnya ilmu agama. dalam pertemuan Walikota bersama para Kyai dan Ulama telah ditentukan dan disepakati bahwa awal bulan Ramadhan untuk kota Semarang jatuh pada hari Selasa, Tanggal 13 April 2021.

Kemudian Walikota yang menjunjung tinggi tradis dan kearifan lokal kota Semarang yang saat ini merupakan budaya kota Semarang, Walikota mengibaratkan sebagai Kanjeng Bupati RMTA Purbaningrat kala itu, untuk menandai bahwa penentuan awal Ramadhan oleh umat Islam akan segera tiba dengan menabuh bedug di Masjid Agung

Mohamad Agus Nurrahman selaku Humas Masjid Agung Semarang menerangkan “Dua tahun ini karena pandemi covid-19 kami dari masjid agung Semarang memang tidak menggelar dug-deran dan hal ini senada dengan pemerintah kota Semarang yang tidak mengadakan pawai dug deran, kami meminimalisir adanya kerumunan sehingga bisa menambah parah penyebaran covid-19 nantinya”.

“Tetapi untuk kegiatan utama selama bulan Ramadhan seperti kajian atau pengajian tafsir Al Quran yang diadakan setiap habis duhur sampai Asyar tiap hari tetap diadakan, dan ini kami pasang sekitar 35 tenda untuk kegiatan PAJANGAN atau Pasar Jajan Semarangan yang di buka menjelang magrib atau berbuka puasa dengan menyajikan kuliner aneka macam kuliner yang menggugah selera buat berbuka puasa, dan pajangan kami tutup tanggal 25 Ramadhan” terang Agus yang juga sekaligus ketua Pajangan tahun 2021.(Oman)