Bankom Semarang News, SEMARANG – Warga Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan yang tergabung dalam Aliansi warga peduli wates menggeruduk sebuah tempat yang akan dibangun Sekolah Dasar (SD) Islam Terpadu (IT) di Kelurahan Wates Kecamayan Ngaliyan, Kamis (12/11/2020).
Ketua aliansi Burhansyah mengatakan mengatakan, pihaknya telah menyatakan penolakan pembangunan SDIT di lokasi tersebut. Akan tetapi surat penyataan tersebut diabaikan. “Kita sudah melayangkan, menyampaikan penolakan warga melalui jalur administrasi di kelurahan dan diteruskan di kecamatan dan dinas pendidikan namun tidak diindahkan oleh pihak yayasan, dan masih nekad membangun. Ini sama halnya ‘premanisme negara’,” tukasnya.
Salah satu tokoh setempat, Kiai Suryadi Mansur mengatakan dirinya merasa tidak mendapatkan konfirmasi terkait izin dari RT dan RW setempat. Ditegaskannya, warga sudah sepakat menolak bentuk apapun pembangunan yayasan tersebut. Kesepakatan tersebut dinyatakan dan ditandatangani seluruh warga dan tokoh masyarakat Wates atas sepengetahuan Lurah Wates dan Camat Ngaliyan.
“Warga menolak apapun yang dibangun oleh yayasan ini karena sejak awal sudah tidak ada konfirmasi maupun izin dari RT dan RW setempat,” ujarnya.
Tokoh lain, KH Mansur Mawardi mengatakan hal senada, penolakan tersebut sejatinya akan diikuti massa dengan jumlah yang lebih banyak. “Sebenarnya tadi sudah banyak warga yg akan datang kesini (lokasi pembangunan yayasan) tapi kami himbau agar perwakilan saja supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan bersama,” katanya.
Sementara, Kepala yayasan SD IT Wates Rosyid mengatakan, pihaknya sedang memproses segala perizinan yang dibutuhkan. “IMB on prosses beserta perizinan yang lain, saya tidak tahu yang dipermasalahkan apa,” ujar Rosyid saat dihubungi terpisah di tempat kerjanya.
Rosyid yang tidak hadir saat demonstrasi terjadi mengakui dirinya sudah mendengar kabar akan adanya aksi demontrasi penolakan dari warga. Untuk itu, ia berharap ada dialog dan mediasi sehingga warga mengetahui visi dan misi berdirinya SD IT tersebut.
“Kami berharap ada mediasi, entah dari pihak kelurahan atau kecamatan. Selama ini kami merasa tidak mendapat pemanggilan untuk dialog atau mediasi,” klaimnya.
Aksi yang dilakukan Aliansi Warga Peduli Wates mendapatkan pengawalan pihak berwenang, nampak diantaranya Lurah Wates, Camat Ngaliyan, Kapolsek Ngaliyan, Babinsa dan Babinkamtibmas.
Kapolsek Kecamatan Ngaliyan, Kompol R Yustinus mengatakan pihaknya telah meminta semua aktifitas pembangungan di SD IT Wates dihentikan sementara untuk menjaga kondusifitas bersama.
“Jika masih nekat melakukan kegiatan pembangunan maka akan kami lakukan penangkapan karena sebelumnya saya atas nama kapolsek sudah mengingatkan dan pak camat juga sudah mengingatkan agar aktifitas pembangunan dihentikan dulu sampai ada kesepakatan antar pihak, dan saya berharap mari kita duduk bersama dan selesaikan dengan baik dan bijak jangan sampai kerukunan warga yang sudah baik ini terkoyak dengan berdirinya yayasan ini,” tegasnya.
Menyikapi hal tersebut, Camat Ngaliyan Agus Prihantono berencana memanggil pihak-pihak terkait untuk melakukan mediasi dan dialog agar tak terjadi masalah yang berkepanjangan.
“Nanti saya akan panggil pihak-pihak terkait dan dinas terkait serta perwakilan warga untuk bicara bersama agar tidak ada masalah-masalah kedepannya,” ungkapnya. (arh)